- KABAR NELAYANPerempuan Pesisir dan Sanitasi Air Bersih
- SIARAN PERSKNTI: Perjanjian WTO Tentang Subsidi Perikanan Merugikan Nelayan Kecil
- KABAR NELAYANFocus Group Discussion (FGD) Gender dan intersectionalitas
- KABAR NELAYANRiset KNTI Jelang Pilpres 2024, Nelayan Tradisional Indonesia Masih Kritis
- PUBLIKASIRembuk Iklim Pesisir 2023: Nelayan dan Masyarakat Pesisir Desak Perlindungan Optimal Negara dari Dampak Krisis Iklim
Sangkepan Perempuan Pesisir, 27 Sept 2021
Mampukah Undang-Undang Perlindungan Nelayan Melindungi Perempuan Nelayan, Keluarga dan Lingkungannya?
Sangkepan Perempuan Pesisir adalah diskusi tematik dan bergilir oleh, dari dan untuk KPPI. Edisi Perdana ini diselenggarakan bersama dengan KNTI dan mendiskusikan topik “Apa saja perangkat kebijakan yang Melindungi Perempuan Nelayan dan Bagaimana cara memanfaatkan itu?”. Tuan rumah pertemuan adalah KPPI Surabaya. Narasumber dan materinya:
- Martin Hadiwinata. (Pengacara LBH APTA): UU perlindungan Nelayan, dan bagaimana bisa melindungi perempuan?
- Hendra Wiguna (Pengurus KNTI): Kartu KUSUKA dan manfaatnya buat keluarga Nelayan
- Nilawati (KPPI Medan): Pendataan perempuan nelayan merupakan perjuangan pengakuan hak-hak perempuan dan apa manfaatnya?
- Jihan (KPPI Surabaya): Bagaimana cerita melakukan pendataan perempuan, dan apa suka dukanya
Sangkepan perdana dihadir 30 peserta perwakilan 7 wilayah kerja KPPI dari Kabuten Gresik, Surabaya, Lombok, semarang, Aceh dan indramayu. Narasumbernya adalah:
Sangekepan Perempuan Pesisir I
Dalam UU N0 7 tahun 2016, tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan perempuan hanya disebut satu kali dalam pasal 45.Pun demikian dengan KBBI dalam memaknai nelayan hanyalah laki-laki dan kegiatannya hanya di tengah laut.
Narasi semacam ini kurang tepat, karena telah melanggengkan kekerasan berbasis gender dengan menghilangkan peran individu dan kolektif perempuan nelayan di dalam keluarga dan komunitas serta kontribusinya bagi sektor kelautan dan pesisir. Narasi ini juga menghilangkan nilai-nilai ekonomi, social dan ekosistem yang ada di pesisir yang selama ini secara timbal balik mendukung kehidupan nelayan. Padahal perempuan berperan penting dalam sektor perikanan, dan juga sektor produksi pangan lainnya. Peran penting tersebut meliputi kegiatan menyiapkan, saat dalam produksi sebagai aktivitas utama maupun pasca tangkap atau pasca panen. Tanpa peran perempuan, setiap tahapan usaha perikanan tidak akan dapat berjalan dengan baik bahkan seringkali perempuan tidak mendapat pengakuan sebagai pelaku perikanan termasuk upaya perlindungan khusus atas hak-hak perempuan.
Perempuan nelayan merupakan istilah yang dipakai untuk menandai perempuan yang hidup di lingkungan pesisir dalam keluarga nelayan. Ini berarti perempuan hanya sebatas bagian dari rumah tangga nelayan yang wilayah kerjanya di darat. Identitas perempuan dilekatkan pada suami/ayah/saudara laki-laki. Hal ini berdampak pada pelemahan posisi dan peran perempuan dalam aktivitasnya pengolahan hasil laut ataupun pengolahan sumber daya alam pesisir. Padahal perempuan tidak hanya dilihat sebagai satuan dalam rumah tangga. Perempuan adalah individu utuh yang merupakan bagian dari komunitas sosial, budaya dan ekonomi.
Kita bisa lihat dari daur peran perempuan nelayan dalam pengolahan pangan hasil laut sebagai penguat ekonomi keluarga. Sekitar 18 jam dalam satu hari, perempuan melakukan kerja-kerja sebagai nelayan. Mulai dari mempersiapkan bekal melaut, membeli solar untuk modal melaut, bahkan tak jarang perempuan harus hutang ke tetangga dan terjebak pada rentenir. Selanjutnya ketika suami datang dari melaut, pekerjaan perempuan adalah mengangkut hasil tangkapan, menjualnya ke pasar atau mengolah menjadi produk seperti pemindangan, pengasapan, pengeringan ikan asin dan lain-lain.
Tak hanya itu, banyak perempuan pesisir yang bekerja sebagai buruh, seperti buruh pengupas kerang, pengupasan rajungan dan kepiting, dan buruh pemilahan ikan teri yang dianggap sebagai pekerjaan informal sehingga mereka tidak terakomodir dalam program JKN (jaminan kesehatan nasional ) dan program-program perlindungan lainnya.
Dapat kita lihat, bahwa dalam proses daur peran perempuan kontribusinya sangat signifikan dalam membangun penguatan ekonomi keluarga . Namun meskipun perannya sangat strategis, posisi perempuan masih dan cenderung termarjinalkan , terutama akses dan kontrol terhadap sumberdaya dan manfaatnya seperti teknologi, informasi, modal usaha, kredit, pemasaran dan pengetahuan.
Membangun kesadaran identitas bagi perempuan pesisir ini menjadi sangat penting. Hal inilah yang menjadi bahan analisis KPPI tentang definisi nelayan. Menurut kami, nelayan adalah sebuah daur yang saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya, tidak bisa berdiri sendiri, ada kesalingan, saling membutuhkan sehingga ada saling kerjasama, saling mendukung, saling menghargai, saling menghormati. Ada nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai persamaan hak, nilai-nilai kesetaraan dan keadilan baik secara sosial, budaya dan ekonomi sebagaimana prinsip dan nilai-nilai organisasi KPPI.
Kami mengamini bahwa perempuan nelayan adalah salah satu pelaku utama sektor perikanan dan kelautan. Sehingga menjadi penting perempuan nelayan, petambak, petani garam melakukan pendataan dan pendaftaran Kartu KUSUKA. Agar mereka mempunyai kartu identitas sebagai pelaku usaha sektor perikanan dan kelautan. Sehingga mereka berhak mendapatkan asuransi, modal usaha dan pelatihan-pelatihan teknologi dari negara.
Indah Rahmasari
08 Feb 2022
Sangkepan perempuan pesisir ke 4 dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2022. Sangkepan dengan tema “Dampak Perubahan Iklim terhadap Perempuan Nelayan” kali ini tidak ada pemateri dari luar organisasi. Ada beberapa perempuan nelayan yang berbagi cerita tentang dampak perubahan iklim yang menimpa mereka dan orang-orang di kampungnya. Sangkepan kali ini sebagai ajang curhat dan refleksi bersama …
Indah Rahmasari
07 Dec 2021
Sangkepan perempuan pesisir ke 3 dilaksanakan pada tanggal 30 November 2021. Dengan tema“ Gender dan kepemimpinan perempuan dalam Organisasi”. Sangkepan ke 3 yang dihadiri 30 peserta bertujuan untuk peningkatan meningkatkan pemahaman Anggota KPPI tentang makna pemimpin dan tantangannya bagi perempuan pemimpin, konsep kepemimpinan dalam penguatan pengorganisasian perempuan pesisir serta peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang Gender …
Indah Rahmasari
07 Nov 2021
Tema sangkepan perempuan pesisir yang kedua adalah “Mewujudkan kedaulatan ekonomi perempuan nelayan”dengan narasumber Misbah Ismafiah dari Gema Palu Lumajang, Ari Soeharso dari petambak udang KNTI Lampung dan Sariah dari KPPI Indramayu sebagai perwakilan tuan rumah. Sangkepan ke-2 berlangsung seru dengan 30 peserta yang ikut berpartisipasi. Temanya menarik membuat peserta antusias bertanya. Dari sangkepan ke-2, ada …
Indah Rahmasari
01 Nov 2021
Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) merupakan Badan Otonom bagian dari Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) yang didirikan 5 Juli 2020. Pada 2021 KPPI berada di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dalam rangka konsolidasi anggota, silaturahmi dan merayakan kemerdekaan, kami mengundang perempuan nelayan untuk pada: Minggu, 29 Agustus jam …
30 Oct 2021 203 views
Perempuan nelayan merupakan salah satu pelaku utama sektor perikanan dan kelautan. Oleh karenanya pendataan perempuan nelayan menjadi penting dan mendesak dilakukan untuk mengetahui kondisi perempuan nelayan dan memampukan perempuan mengakses layanan pemerintah melalui kartu KUSUKA. KPPI menginstruksikan kepada semua anggota untuk: Segera mendaftar dan mendapatkan kartu KUSUKA secara mandiri melalui aplikasi Pilar KKP dengan Langkah …
16 Jan 2023 190 views
Oleh: M Riza Damanik Enam tahun lalu kapal Eka Sakti milik Sahring—nelayan asal Nusa Tenggara Timur—dibakar dan ditenggelamkan oleh Angkatan Laut Australia atas tuduhan melanggar Undang-Undang Pengelolaan Perikanan Australia 1991. Belakangan Pengadilan Federal Australia, 1 April 2014, mengeluarkan keputusan membebaskan Sahring dari sanksi dan mendapat ganti rugi 44.000 dollar Australia. Sayangnya, tidak ada reaksi apa …
29 May 2020 55 views
Selain kaya sumber daya perikanan (tangkap dan budidaya), PARIS juga wajib masuk daftar kunjungan di Indramayu. Jika sudah tiba di sana, jangan lupa cicipi hidangan kepala ikan “gombyang” nan aduhai nikmatnya. Saya selalu merawat keyakinan. Jika masyarakat diberi kepercayaan, imajinasinya melampaui yang dibayangkan. Apalagi ada ungkapan, kreatifitas sering muncul dari keterbatasan. Nelayan dan pembudidaya anggota …
22 Nov 2023 49 views
Policy Brief | Oleh : DPP Kesatuan Pelajar, Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia Pendahuluan Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No 11/2023 tentang Penangkapan Ikan Terukur (PIT) beserta Peraturan Menteri Kelautan Perikanan 28/2023 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2023 Tentang Penangkapan Ikan Terukur yang berbasis kuota menandai babak baru liberalisasi perikanan Indonesia. Aturan ini …
22 Feb 2024 39 views
Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) melaksanakan Kegiatan FGD tentang gender dan intersectionalitas. Kegiatan ini dilaksanakan di 4 DPD Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) sebagai Badan Otonom KNTI yaitu di Kota Semarang, Kota Medan, Kab. Bangkalan dan Kab. Lombok Timur. Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan februari 2024, dimulai pada tanggal 16 Februari bertempat di KPPI semarang provinsi Jawa …
27 Feb 2024 38 views
Jakarta, 27 Februari 2024. Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO saat ini tengah diselenggarakan hingga 29 Februari 2024 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Salah satu isu yang dibahas mengenai subsidi perikanan. Dalam isu ini terdapat tiga pilar yang menjadi sentral pembahasan, yaitu Pilar 1 tentang IUU Fishing (Illegal Unreported Unregulated Fishing), Pilar 2 tentang Overfishstock, …
15 Dec 2023 38 views
[Jakarta, 14 Desember 2023] – Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menggelar Dialog Media untuk mempresentasikan hasil Rembuk Iklim Pesisir 2023 sebagai bagian peringatan Hari Nusantara 2023. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan dan penanggap dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Budiyuwono (Ketua Tim Kerja Program, Setditjen PDS KKP RI) dan Siti Maemunah (Dewan …
26 Jan 2022 36 views
Perubahan iklim adalah hal yang nyata. Dampaknya telah dirasakan oleh semua golongan tak terkecuali bagi Masyarakat pesisir dan Nelayan. Akibat perubahan iklim, nelayan kecil dan tradisional dihadapkan pada sejumlah permasalahan: Pertama, nelayan tidak dapat memperkirakan waktu dan lokasi penangkapan ikan; Kedua, tingginya risiko melaut akibat cuaca ekstrem. Hal ini menyebabkan nelayan harus menangkap ikan lebih …
24 Oct 2022 36 views
Oleh Dani Setiawan, Ketua Umum KNTI Nusantara pernah mencapai kemegahan sebagai kesatuan maritim, sebagai kekuatan laut yang jaya. Mempertautkan komunikasi antarpulau dan antarbenua. Tidak saja sebagai titik singgung dalam persilangan perdagangan dan budaya antarbangsa, namun juga pusat persilangan pengetahuan (Latif, 2012). Nusantara tidak hanya menjadi lokasi persinggahan, tetapi juga aktif dan penuh kepercayaan diri menyemai …
13 Feb 2023 33 views
“Akselerasi Perlindungan dan Peningkatan Kesejahteraan Nelayan Kecil dan Tradisional di Indonesia” Nelayan dan pembudidaya ikan skala kecil dan tradisional di Indonesia memiliki peran penting dalam menopang kedaulatan pangan nasional. Di Indonesia, kontribusi dari nelayan kecil dan tradisional mencapI 80% produk perikanan dan 54% dari seluruh protein hewani yang dikonsumsi masyarakat. Hal itu terungkap dalam diskusi …
Comments are not available at the moment.