Sangkepan perempuan pesisir ke 3 dilaksanakan pada tanggal 30 November 2021. Dengan tema“ Gender dan kepemimpinan perempuan dalam Organisasi”. Sangkepan ke 3 yang dihadiri 30 peserta bertujuan untuk peningkatan meningkatkan pemahaman Anggota KPPI tentang makna pemimpin dan tantangannya bagi perempuan pemimpin, konsep kepemimpinan dalam penguatan pengorganisasian perempuan pesisir serta peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang Gender Budgeting.
Tumbuhnya organisasi perempuan merupakan indikasi penting untuk memahami bahwa gerakan perempuan masih terus berupaya menemukan ruang untuk mencapai keadilan gender. Ini artinya kepemimpinan perempuan juga masih terus berupaya untuk menegakkan nilai-nilai kepemimpinan. Dalam masyarakat yang berpusat pada pandangan laki-laki, kepemimpinan cenderung dilihat sebagai entitas yang lebih maskulin. Kepemimpinan perempuan bukanlah masalah simbolisme, namun lebih pada menekankan pada prinsip nilai keadilan dan kesetaraan, serta kebersamaan dalam melaksanakan kepemimpinannya.
Hambatan utama bagi perempuan dalam menegakkan kepemimpinannya masih ada dominasi wacana “normativitas ibu’ dan wacana” normativitas bapak” yang dilekatkan secara dikotomis dengan masing-masing simbolnya. Ibu menunjuk pada simbol pengasuhan anak dan pengatur rumah tangga, bapak sebagai simbol kepala rumah tangga dan pencari nafkah . dikotomi ini menjadi beban bagi perempuan ketika menjadi pemimpin karena mendapat tuntutan yang banyak akibat dianggap tidak sesuai dengan normativitas yang berlaku.
Membangun organisasi perempuan merupakan upaya untuk menciptakan ruang kepemimpinan sosial yang lebih memberikan keadilan dan kesetaraan, dan bukan untuk mencapai dominasi. Akan tetapi masih banyak kaum laki-laki yang khawatir akan hal tersebut, karena mereka masih terbelenggu oleh normativitas baik ibu/perempuan maupun normativitas bapak /laki-laki.
Hambatan lain adalah datang dari dalam dan dari luar perempuan itu sendiri. Oleh karena proses membangun kesadaran bagi perempuan, bahwa selama ini jalan hidup yang telah dilaluinya, terkandung pembelajaran tentang potensi diri dan kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah konsep abstrak yang berbasis pada proses konstruksi sosial, yang kemudian menjadi nilai untuk pemimpin pada dasarnya. Pandangan tentang kepemimpinan sangatlah beragam, dan keragaman tersebut terkondisikan oleh pengalaman subyektif oleh setiap individu dalam hidupnya dan proses sosial yang membentuknya. Secara umum imajinasi tentang kepemimpinan ideal seringkali merupakan bentukan struktural dan kultural. Jika kondisi memiliki karakter patriarkhal maka sosok laki-laki merupakan figur yang diidealkan dalam konteks kepemimpinan. Demikian pula sebaliknya. Artinya kondisi struktural dan kultural merupakan proses sosial yang bisa berubah.
Kepemimpinan perempuan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari praktik kepemimpinan itu sendiri dalam organisasi perempuan. Kepemimpinan merupakan bentuk dari pengelolaan relasi kuasa yang mengerucut sebagai kesepakatan di antara anggota masyarakat untuk menentukan siapa pemimpin itu dan apa nilai-nilai yang disepakati untuk memimpin. Dalam konteks ini kepemimpinan sebagai konsep tentu memiliki nilai ideal untuk menjadi pedoman dalam berperilaku ataupun untuk dalam melakukan pengelolaan.
Sangkepan Perempuan Pesisir diharapkan menjadi ruang belajar bersama tentang pentingnya perempuan menjadi pemimpin untuk merubah tatanan masyarakat adil, sejahtera,berdaulat dan bertaubat. Ada 3 narasumber yang membawakan materi tentang gender dan kepemimpinan perempuan. Materi pertama dibawakan oleh Nani Zulminami dari Yayasan PEKKA (Perempuan Kepala Rumah Tangga ). Dengan materi Konsep Pemimpin dalam Penguatan Pengorganisasian Perempuan Pesisir, peserta sangkepan diajak melihat peran-peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari, tentang peran penting perempuan dalam keseharian dan segala tantangan yang dihadapi perempuan. Materi kedua disampaikan oleh Suntiah perwakilan dari KPPI Semarang. Materi yang dibawakan menarik, membahas tentang lapi-lapis tantangan yang dihadapi perempuan ketika menjadi pemimpin. Materi ke tiga dibawakan oleh Misbah Hasan dari SekJen Seknas FITRA dengan judul Gender budgeting. Sayangnya ketika menyampaikan materi ke 3 terkendala sinyal sehingga suara narasumber kurang terdengar.
Materi tentang gender memang baru untuk anggota KPPI. Kata gender pun terdengar asing untuk mereka. Namun pengetahuan akan gender dan kepemimpinan sangat diperlukan mengingat peran penting perempuan. KPPI berharap agar sangkepan sebagai media untuk meningkatkan martabat serta kekuatan perempuan, lewat lewat kekuatan internal dengan cara mengontrol hidup dan kemampuan mendapat akses atas alokasi sumber-sumber material dan nonmaterial.