Home » KPPI » Sangkepan Perempuan Pesisir ke III (Gender dan kepemimpinan perempuan dalam Organisasi)

Sangkepan Perempuan Pesisir ke III (Gender dan kepemimpinan perempuan dalam Organisasi)

Indah Rahmasari 07 Dec 2021 5

Sangkepan perempuan pesisir ke 3 dilaksanakan pada tanggal 30 November 2021. Dengan tema“ Gender dan kepemimpinan perempuan dalam Organisasi”. Sangkepan ke 3 yang dihadiri 30 peserta bertujuan untuk peningkatan meningkatkan pemahaman Anggota KPPI  tentang makna  pemimpin dan tantangannya  bagi perempuan pemimpin, konsep kepemimpinan dalam penguatan pengorganisasian perempuan pesisir serta peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang Gender Budgeting.

Tumbuhnya organisasi perempuan merupakan indikasi penting untuk memahami  bahwa gerakan perempuan masih terus berupaya menemukan ruang untuk mencapai keadilan gender. Ini artinya kepemimpinan perempuan juga masih terus berupaya untuk menegakkan nilai-nilai kepemimpinan. Dalam masyarakat yang berpusat pada pandangan laki-laki, kepemimpinan cenderung dilihat sebagai entitas yang lebih maskulin. Kepemimpinan perempuan bukanlah masalah simbolisme, namun lebih pada menekankan pada prinsip nilai keadilan dan kesetaraan, serta  kebersamaan  dalam melaksanakan kepemimpinannya.

Hambatan utama bagi perempuan dalam menegakkan kepemimpinannya masih ada dominasi wacana “normativitas ibu’ dan wacana” normativitas bapak” yang dilekatkan secara dikotomis dengan masing-masing simbolnya. Ibu  menunjuk pada simbol pengasuhan anak dan pengatur rumah tangga,  bapak sebagai simbol kepala rumah tangga dan pencari nafkah . dikotomi ini menjadi beban bagi perempuan ketika menjadi pemimpin karena mendapat tuntutan yang banyak akibat dianggap tidak sesuai dengan normativitas yang berlaku.

 Membangun organisasi perempuan merupakan upaya untuk menciptakan ruang kepemimpinan sosial yang lebih memberikan keadilan dan kesetaraan, dan bukan untuk mencapai dominasi. Akan tetapi masih banyak kaum laki-laki yang khawatir akan hal tersebut, karena mereka masih terbelenggu oleh normativitas baik ibu/perempuan maupun normativitas bapak /laki-laki.

Hambatan lain adalah datang dari dalam dan dari luar perempuan itu sendiri. Oleh karena   proses membangun kesadaran  bagi perempuan, bahwa selama ini jalan hidup yang telah dilaluinya, terkandung pembelajaran tentang  potensi diri  dan kepemimpinan.

Kepemimpinan adalah konsep abstrak yang berbasis pada proses konstruksi sosial, yang kemudian menjadi nilai untuk pemimpin pada dasarnya. Pandangan tentang kepemimpinan sangatlah beragam, dan keragaman tersebut  terkondisikan oleh pengalaman subyektif oleh setiap individu dalam hidupnya dan proses sosial yang membentuknya. Secara umum imajinasi tentang kepemimpinan ideal seringkali merupakan bentukan struktural dan kultural. Jika kondisi memiliki karakter patriarkhal maka sosok laki-laki merupakan figur yang diidealkan dalam konteks kepemimpinan. Demikian pula sebaliknya. Artinya kondisi struktural dan kultural merupakan proses sosial yang bisa berubah.

Kepemimpinan perempuan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari praktik kepemimpinan itu sendiri dalam organisasi perempuan. Kepemimpinan merupakan bentuk dari pengelolaan relasi kuasa yang mengerucut sebagai kesepakatan di antara anggota masyarakat untuk menentukan siapa pemimpin itu dan apa nilai-nilai yang disepakati untuk memimpin. Dalam konteks ini kepemimpinan sebagai konsep tentu memiliki nilai ideal untuk menjadi pedoman dalam berperilaku ataupun untuk  dalam melakukan pengelolaan.

Sangkepan Perempuan Pesisir  diharapkan menjadi  ruang belajar bersama tentang pentingnya perempuan menjadi pemimpin untuk merubah tatanan masyarakat adil, sejahtera,berdaulat dan  bertaubat. Ada 3 narasumber  yang membawakan materi tentang gender dan kepemimpinan perempuan. Materi pertama dibawakan oleh Nani Zulminami dari Yayasan PEKKA (Perempuan Kepala Rumah Tangga ). Dengan materi Konsep Pemimpin dalam Penguatan  Pengorganisasian Perempuan Pesisir, peserta sangkepan diajak melihat peran-peran perempuan dalam kehidupan sehari-hari, tentang peran penting perempuan dalam keseharian dan segala tantangan yang dihadapi perempuan. Materi kedua disampaikan oleh Suntiah perwakilan dari KPPI Semarang. Materi yang dibawakan menarik, membahas tentang lapi-lapis tantangan yang dihadapi perempuan ketika menjadi pemimpin. Materi ke tiga dibawakan oleh Misbah Hasan dari SekJen Seknas FITRA dengan judul Gender budgeting. Sayangnya ketika menyampaikan materi ke 3 terkendala sinyal sehingga suara narasumber kurang terdengar.

Materi tentang gender memang baru untuk anggota KPPI. Kata gender pun terdengar asing untuk mereka. Namun pengetahuan akan gender dan kepemimpinan sangat diperlukan mengingat peran penting perempuan. KPPI berharap agar sangkepan sebagai media untuk meningkatkan martabat serta kekuatan perempuan, lewat lewat kekuatan internal dengan cara mengontrol hidup dan kemampuan mendapat akses atas alokasi sumber-sumber material dan nonmaterial.

Comments are not available at the moment.

Sorry, the comment form has been disabled on this page/article.
Related post
Perempuan Pesisir dan Sanitasi Air Bersih

admin

23 Mar 2024

Perempuan pesisir adalah kelompok marginal yang paling terkena dampak terhadap kurangnya akses sanitasi dan air bersih, selain kebutuhan kesehariannya dalam rumah tangga, perempuan juga lebih membutuhkan privasi saat buang air besar dan mandi dibandingkan laki-laki. Dalam sosial Masyarakat Perempuan juga dianggap sebagai pengguna utama, penyedia, pengelola air dan sanitasi rumah tangga. Namun realita yang ada …

Focus Group Discussion (FGD) Gender dan intersectionalitas

admin

22 Feb 2024

Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) melaksanakan Kegiatan FGD tentang gender dan intersectionalitas. Kegiatan ini dilaksanakan di 4 DPD Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) sebagai Badan Otonom KNTI yaitu di Kota Semarang, Kota Medan, Kab. Bangkalan dan Kab. Lombok Timur. Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan februari 2024, dimulai pada tanggal 16 Februari bertempat di KPPI semarang provinsi Jawa …

Materi Pelatihan Pendekatan Transformatif Gender

Indah Rahmasari

16 Jun 2023

Sepekan lalu perwakilan pengurus KPPI mengikuti pelatihan pendekatan Transformatif Gender dalam skala kecil yang diselenggarakan oleh FAO Indonesia. Pelatihan ini bertujuan untuk membangun kapasitas berbagai pemangku kepentingan terutama di sektor perikanan skala kecil dalam merencanakan dan melaksanakan Transformatif Gender dalam segala lini kebijakan dan partisipatif masyarakat perikanan skala kecil. Pelatihan ini diikuti oleh Sesditjen Penguatan …

Perempuan Pesisir dalam Perencanaan Pembangunan Kabupaten Lombok Utara

Indah Rahmasari

24 Mar 2023

Kamis, 16 Maret 2023 adalah hari bersejarah untuk Masmunisri, perwakilan KPPI dari Lombok Utara yang turut dalam Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2024 di Gili Gaya Galeri, Kecamatan Pemenang. Kegiatan ini dihadiri seluruh kepala OPD, hingga camat KLU. Forum ini membahas Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah yang diselenggarakan dengan prioritas program atau kegiatan …

Perempuan Nelayan dalam ‘Women and Girls at the Frontline of Climate Change’

Indah Rahmasari

15 Dec 2022

Kamis, 24 November 2022 adalah hari yang bersejarah bagi Sri Wahyuni, perempuan petambak garam dari Jerowaru Lombok Timur. Ia adalah salah satu pembicara dalam seminar Internasional bertajuk ‘Women and Girls at the Frontline of Climate Change’ . Seminar yang diselenggarakan oleh Yayasan Relief Islami Indonesia (YRII) bertujuan untuk berbagi informasi terkait hasil kerja dan penelitian …

KPPI Deliserdang

Indah Rahmasari

16 Nov 2022

KPPI Deliserdang terbentuk pada Maret 2022 dengan penggerak ibu Dewi. Sebelum terbentuknya KPPI tidak ada wadah untuk perempuan pesisir berkumpul. Beranggotakan 25 orang, KPPI Deliserdang mulai aktif melakukan pelatihan hasil laut dan pendampingan terhadap perempuan pesisir. Kerja-kerja ekonomi seperti mencari kereng, membuat ikan asin, olahan mangrove seperti sirup dan batik dilakukan perempuan pesisir Deli Serdang. …