Inovasi petambak menemukan momentumnya. Selama masa pandemi Covid-19, harga pakan mulai meningkat dimana banyak pembudidaya membatasi jumlah panen mereka akibat adanya penurunan daya beli masyarakat sehingga menurunkan harga ikan di pasar, yang otomatis akan meningkatkan biaya operasional tambak. Hal ini jelas akan menganggu perekonomian pembudidaya terutama para pembudidaya di Indramayu. Inovasi pakan yang telah mereka uji cobakan merupakan solusi yang terbaik bagi mereka di tengah krisis pandemi ini.
Indramayu, 28 Mei 2020. Pakan ikan merupakan salah satu komponen penting dan yang utama dalam berbudidaya. Biaya pakan sendiri bisa mencapai 70% dari total biaya produksi. Ketergantungan akan pakan, terutama yang diproduksi oleh korporasi pakan besar dapat merugikan para pembudidaya ikan, terutama pada saat terjadi kenaikan harga.
Menjawab persoalan ini, petambak udang dan ikan bandeng anggota KNTI di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat berinovasi untuk membuat pakan ikan secara mandiri. Para petambak bahkan sudah melakukan uji coba selama dua tahun di tambak-tambak mereka. Inovasi ini menggunakan pakan cair yang dikombinasikan pada limbah dedak bekatul dimana diketahui dedak bakatul merupakan salah satu komponen pakan yang murah dan mudah untuk diperoleh. Berbagai formula kombinasi sudah mereka uji untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil yang didapatkan selama masa percobaan, inovasi pakan ini bekerja lebih efsisen pada tambak udang dibandingkan pada tambak bandeng.
Inovasi petambak menemukan momentumnya. Selama masa pandemi Covid-19, harga pakan mulai meningkat dimana banyak pembudidaya membatasi jumlah panen mereka akibat adanya penurunan daya beli masyarakat sehingga menurunkan harga ikan di pasar, yang otomatis akan meningkatkan biaya operasional tambak. Hal ini jelas akan menganggu perekonomian pembudidaya terutama para pembudidaya di Indramayu. Inovasi pakan yang telah mereka uji cobakan merupakan solusi yang terbaik bagi mereka di tengah krisis pandemi ini. Berdasarkan hasil uji coba mini research pada lahan tambak udang seluas 5000 m2 dapat menghasilkan rata-rata 200-250 kg udang tiap panen dan mengurangi biaya pakan normal hingga 50%. Tentu ini merupakan sebuah inovasi yang cukup baik.
Penjualan pakan cair ini mulai dijual di Koperasi yang dikelola oleh DPD KNTI Indramayu, sehingga anggota dan nelayan petambak lain bisa mengakses pakan cair tersebut. Koperasi KNTI Indramayu selain menjual Pakan ikan (produk inovasi nelayan Indramayu) juga menjual obat-obatan serta sarana produksi lainnya yang menajdi kebutuhan keseharian nelayan dan pembudidaya. Koperasi ini diharapkan lebih meningkat perannya dalam memasok kebutuhan para nelayan tangkap dan pembudidaya di seluruh kabupaten Indramayu.
Kontributor: Chuldy