JENDELA NEGERI: Problematika Nelayan

Jakarta, 6 April 2023, Dani Setiawan Ketua Umum KNTI menghadiri siaran acara TVRI Jendela Negeri yang bertajuk “Problematika Nelayan”. Berdasarkan hasil wawancara tim TVRI, Salah satu Problematika Nelayan seperti di Bangka Belitung dan di beberapa daerah lainnya adalah pendangkalan. Dalam hal ini, Dani melihat bahwa problematikanya adalah tentang siapa yang akan mengambil kewenangan dalam menangani masalah ini, apakah kewengan pemerintah kabupaten, provinsi atau pusat? dan terlebih di daerah cenderung dianggap bahwa masalah di sektor kelautan dan perikanan bukan konsen utama. Oleh karena itu perlu menjadi sebuah konsen utama yang dimasukkan ke dalam alokasi anggaran untuk pembangunan dan peningkatan kapasitas insfrastruktur dan lainnya terutama di daerah yang memiliki potensi besar di sektor kelautan dan perikanan.

Masalah lain yang dirasakan oleh nelayan Aceh, disampaikan oleh Sekretaris Panglima Laot bahwa masalahnya adalah ketersediaan BBM terutama solar subsidi yang masih terbatas. Dari hasil wawancara tim TVRI dengan nelayan lokal, dikeluhkan juga seperti lamanya antrian di SPBU menyebabkan Nelayan harus menunggu lama. Selain itu illegal fishing dan terbatasnya fasilitas dan infrastruktur juga turut melengkapi masalah yang dihadapi oleh Nelayan di Aceh.

“Ada statement yang disampaikan dari hasil wawancara tim TVRI di Aceh yang menarik” Kata Dani, yaitu “Daerah – daerah yang kaya akan sumberdaya perikanan, mayoritas adalah daerah-daerah yang miskin”. Hal ini relevan dengan data pemerintah bahwa dari 212 Kab/Kota yang megalami kemiskinan ekstrem, 70% nya adalah wilayah pesisir. Hal ini berkaitan dengan 2 hal, yaitu sektor pra produksi mencakup kebutuhan BBM dan alat penangkapan ikannya, serta sektor pasca produksinya bagaimana nelayan dapat memasarkan ikan hasil tangkapannya dengan harga yang baik. Sedangkan untuk mendapatkan harga yang baik, perlu ada fasilitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang cukup, dan bagaimana cara menangkap ikan dengan baik, dan bagaimana handling / penanganan hasil tangkapan sehingga kualitas ikan juga tetap baik.

Tidak terhenti pada permasalah ini saja, Dani Setiawan juga menambahkan bahwa permasalahan permodalan juga menjadi komponen problematika yang dihadapi oleh nelayan. bukan hanya untuk kebutuhan pembelian perbekalan nelayan, namun juga modal untuk koperasi perikanan yang masih belum memiliki cukup modal untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan, sehingga mereka dapat berhubungan dengan pembeli-pembeli besar baik nasional maupun internasional. Sehingga perlu menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan termasuk oleh perbankan.

“Solusi untuk problematika Nelayan ini yang paling mendasar adalah sebenarnya kita harus menyadari terlebih dahulu bahwa kita adalah Negara Kepulauan, sehingga kita bisa mencapai keinginan kita untuk menjadi negara maritim yang kuat. Kita harus melakukan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal” Kata Dani.

Lebih dalam lagi, Dani menjelaskan bahwa Nelayan Tradisional Indonesia, setidaknya berkontribusi pada 4 hal untuk mengatasi problematika nelayan. Pertama, berkontribusi pada penciptaan lapangan pekerjaan. Kedua, berkontribusi pada penggerak ekonomi. Ketiga, berkontribusi pada pelestarian lingkungan pesisir dan laut. Terakhir, berkontribusi pada penguatan pangan dan gizi. Pada posisi ini, kita harus menyadari bahwa Negara Indonesia memiliki garis pantai yang begitu panjang, laut yang luas dan sumberdaya perikanan yang besar. Oleh karena itu perlu diikuti oleh kebijakan yang fokus, terarah, konsisten dan anggaran yang cukup untuk bisa melindungi para pelaku utama di sektor perikanan khususnya nelayan kecil.

Dani Setiawan menyampaikan bahwa ada 2 Hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan Problematika Nelayan ini. Pertama, Kita harus memastikan pemerintah bahwa wilayah penangkapan ikan tradisional itu perlu di lindungi dari aktivitas-aktivitas non perikanan atau dari illegal fishing dan alat tangkap yang merusak, dan perlindungan terhadap hak – hak nelayan tradisional lainnya. Kedua, Memastikan bahwa distribusi hasil ekonomi dari manfaat hasil perikanan hasil laut terjadi secara merata, terutama oleh pelaku utama yaitu nelayan di seluruh Indonesia.

Scroll to Top