Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) melaksanakan Kegiatan FGD tentang gender dan intersectionalitas. Kegiatan ini dilaksanakan di 4 DPD Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) sebagai Badan Otonom KNTI yaitu di Kota Semarang, Kota Medan, Kab. Bangkalan dan Kab. Lombok Timur. Kegiatan ini dilaksanakan selama bulan februari 2024, dimulai pada tanggal 16 Februari bertempat di KPPI semarang provinsi Jawa Tengah, tanggal 17 Februari di kota Medan Provinsi Sumatra, tanggal 19 Februari di Bangkalan, Provinsi Jawa Timur dan tanggal 20 Februari di Lombok timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh DPP KNTI Bersama IPB, yang merupakan Lembaga kemitraan bekerjasama dalam focus issue sanitasi dan persampahan untuk Masyarakat pesisir khususnya nelayan tradisional.
Ketua Umum KPPI Rosinah menjelaskan “FGD ini adalah salah satu metode yang digunakan dalam penelitian tentang gender dan intersectionalitas, untuk menggali informasi sejauh mana keterjangkauan Masyarakat dalam hal ini kelompok terpinggirkan (Perempuan nelayan, lansia, disabilitas, Perempuan kepala keluarga) dalam mengakses layanan air bersih, sistem pengelolaan sampah, dan sejauh mana kelompok marginal ini bisa terlibat atau dilibatkan dalam setiap ruang-ruang proses pengambilan kebijakan, serta untuk mengetahui terwakili suaranya dari setiap perbedaan gender dan identitasnya yang berbeda”. Selain itu, “Gender dan intersectionalitas adalah sebuah pendekatan untuk memastikan ada peran dan tanggungjawab antar pengambil kebijakan terhadap layanan yang mampu memenuhi kebutuhan realiatas dari setiap kelompok terpinggirkan dengan prinsip kesetaraan gender dan mendorong terciptanya Pembangunan yang inklusifitas dan berkelanjutan” Jelas Rosinah.