Pemalang, 15 Mei 2025. Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) merayakan HUT ke-16 dengan berbagai aksi nyata untuk masyarakat pesisir sekaligus menjadi momentum konsolidasi nasional untuk mendorong terwujudnya nelayan yang berdaulat dan berdaya. “ Hari ini adalah momentum konsolidasi nasional untuk mendorong nelayan yang berdaulat dan berdaya , sekaligus aksi nyata untuk masyarakat pesisir “ ungkap Ketua Umum KNTI Dani Setiawan pada sambutan puncak peringatan HUT KNTI ke-16 di Pemalang-Jawa Tengah, Kamis (15/05).
Dani menjelaskan perlunya memperkuat perjuangan KNTI pada tahun-tahun ke depan untuk semakin meninggikan kedaulatan nelayan dan masyarakat pesisir. “ Hal tersebut dilakukan dengan mempertegas landasan perjuangan dan agenda kerja organisasi yang berpijak pada tiga hal utama. Pertama, percepatan konsolidasi organisasi ekonomi kolektif nelayan dan masyarakat pesisir melalui koperasi perikanan dan kelautan. Koperasi harus diperkuat agar mampu menjadi motor penggerak ekonomi nelayan dan masyarakat pesisir yang mandiri dan maju.
Kedua, percepatan konsolidasi penguatan sumber daya insani masyarakat pesisir. Berbagai bentuk usaha untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas nelayan dan masyarakat pesisir secara umum melalui pelatihan usaha dan penguasaan teknologi harus ditingkatkan agar nelayan dan masyarakat pesisir menjadi pelaku sekaligus pengendali ekonomi di daerahnya.
Ketiga, percepatan konsolidasi sumber daya ekonomi pesisir karena ancaman terhadap perampasan sumber-sumber agraria oleh kekuatan modal besar di laut dan pesisir dirasakan semakin meningkat.
“ KNTI memandang perlu dilakukan agenda-agenda jangka pendek konsolidasi nasional kedaulatan nelayan dan masyarakat pesisir dalam rangka memberikan panduan arah gerak organisasi dalam merespon perkembangan dinamika sosial, politik, dan ekonomi saat ini.
Ia juga menyampaikan tahap penting transformasi organisasi KNTI. “ Saat ini terdapat 78 daerah telah mengikrarkan dirinya sebagai bagian dari KNTI. Mereka adalah saudara-saudara nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam, pengolah hasil perikanan, perempuan dan pemuda pesisir yang berasal dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bengkulu, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, hingga Maluku dan Maluku Utara “, kata dia.

Selain itu, lanjutnya, keberadaan badan otonom yang lahir dari KNTI yaitu Kesatuan Perempuan Pesisir Indonesia (KPPI) dan Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI) yang berperan dalam menggerakan perempuan dan pemuda pesisir, yang terus tumbuh di seluruh Indonesia. Peran-peran kemasyarakatan dan kebangsaannya terus membesar seiring dengan munculnya kader-kader pemimpin baru di banyak daerah.
Sebagai informasi, tanggal 15 Mei 2025 merupakan HUT ke-16 Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI). KNTI dilahirkan dari semangat kolektif para pimpinan nelayan tradisional, pembudidaya ikan dan petambak garam rakyat dari seluruh Indonesia yang menginginkan adanya perbaikan dalam kehidupan nelayan tradisional dan masyarakat pesisir pada umumnya.







Serangkaian kegiatan mulai dari Konsolidasi Koperasi Perikanan dan Kelautan di basis KNTI se-Jawa, kemudian dilanjutkan aksi nyata seperti donor darah, gerai perijinan kapal, gerai pengaduan Ombudsman, gerai hasil produk perikanan, lomba mewarnai anak-anak nelayan, dan lomba masak untuk ibu-ibu pesisir.