Analisis Dinamika Penggunaan Alat Tangkap Ikan Tidak Ramah Lingkungan (Trawl dan Modifikasinya) serta Implikasinya terhadap Ketahanan Sosial-Ekonomi Nelayan Tradisional di Indonesia

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan penelitian “Analisis Dinamika Penggunaan Alat Tangkap Ikan Tidak Ramah Lingkungan (Trawl dan Modifikasinya) serta Implikasinya Terhadap Ketahanan Sosial-Ekonomi Nelayan Tradisional di Indonesia” mengkaji dampak ekologi, ekonomi, dan sosial dari penggunaan trawl terhadap nelayan tradisional. Studi ini dilakukan di Kabupaten Gresik Jawa Timur, Kabupaten Labuhanbatu Utara Sumatera Utara, dan Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan, dengan melibatkan 105 nelayan melalui diskusi kelompok terarah (FGD), dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan trawl dan modifikasinya telah menyebabkan penurunan stok ikan, kerusakan habitat laut, serta persaingan tidak sehat antara nelayan tradisional dan pengguna trawl dan modifikasinya. Dampaknya tidak hanya pada ekosistem, tetapi juga terhadap ketahanan ekonomi dan sosial komunitas pesisir.

Penelitian ini mengungkap penurunan hasil tangkapan hingga 60%, sehingga memaksa nelayan tradisional untuk melaut lebih jauh dengan biaya operasional yang meningkat, terutama untuk bahan bakar. Ketimpangan ekonomi semakin mencolok karena nelayan pengguna trawl dan modifikasinya mendapatkan hasil tangkapan yang jauh lebih banyak, sementara nelayan tradisional mengalami pendapatan yang tidak menentu dan kerap mengakibatkan mereka terjerat utang. Konflik horizontal antar-nelayan pun semakin meningkat akibat perebutan daerah penangkapan ikan. Lemahnya infrastruktur perikanan, seperti tempat pelelangan ikan dan akses ke koperasi, semakin memperburuk kondisi ekonomi mereka.

Secara regulasi, penggunaan trawl dan modifikasinya  telah dilarang melalui Keputusan Presiden No. 39 Tahun 1980 dan diperkuat dengan Permen KP No. 2 Tahun 2015 serta Permen KP No. 71 Tahun 2017, namun lemahnya penegakan hukum menyebabkan praktik ini tetap berlangsung. Permen KP No. 36 Tahun 2023 yang  membuka celah dengan mengizinkan modifikasi alat tangkap, namun pada kenyataan di lapangan, nelayan yang menggunakan trawl dan modifikasinya masih belum mematuhi Permen tersebut dan masih menggunakan alat tangkap yang biasa mereka gunakan  yang berpotensi merusak lingkungan. Ketidakpatuhan dan lemahnya pengawasan mengakibatkan kondisi sumberdaya ikan semakin tereksploitasi  dan kerusakan lingkungan juga semakin bertambah banyak dan hal ini mengakibatkan membahayakan keberlanjutan sumberdaya ikan. Akibat dari segi sosial ekonomi adalah  memperdalam ketimpangan antara nelayan skala kecil dan besar.

Penelitian ini merekomendasikan penguatan pengawasan dan penegakan hukum terhadap alat tangkap tidak ramah lingkungan serta mendorong adopsi teknologi perikanan berkelanjutan yang ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing nelayan tradisional. Pemerintah perlu memperbaiki akses subsidi BBM dan membangun infrastruktur perikanan yang lebih inklusif. Penguatan kelembagaan nelayan melalui koperasi serta pemberian insentif bagi alat tangkap ramah lingkungan menjadi langkah mendesak untuk mencegah semakin melemahnya sektor perikanan rakyat.

Kesimpulannya, trawl dan modifikasinya tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga mengancam stabilitas sosial-ekonomi nelayan tradisional. Jika tidak ada kebijakan yang lebih tegas dan terarah, maka perikanan berbasis masyarakat akan semakin tersingkir. Pemerintah, akademisi, dan organisasi nelayan harus berkolaborasi dalam mendorong kebijakan berbasis sains yang memastikan keberlanjutan sumber daya ikan dan keadilan bagi nelayan tradisional.

Baca Selengkapnya di Buku Hasil Riset ANALISIS DINAMIKA PENGGUNAAN ALAT TANGKAP IKAN TIDAK RAMAH LINGKUNGAN (TRAWL DAN MODIFIKASINYA)

Scroll to Top