Edisi terbaru Buletin KNTI Cadik Nelayan (3 November 2025) menyoroti langkah strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di tahun pertama kabinet Prabowo untuk mencapai swasembada protein nasional pada 2030. Menteri Sakti Wahyu Trenggono memfokuskan program Kampung Nelayan Merah Putih guna memperkuat produksi ikan nasional yang menyumbang lebih dari 54% kebutuhan protein hewani rakyat Indonesia. Program ini juga ditargetkan membangun sedikitnya 100 kampung nelayan mandiri di seluruh pesisir dalam lima tahun ke depan.
Sementara itu, dampak perubahan iklim kian terasa di sektor perikanan. Kenaikan suhu laut sebesar 0,020°C per tahun mulai menggeser pola migrasi ikan dan menurunkan hasil tangkapan nelayan tradisional hingga 15–20% di beberapa wilayah timur Indonesia. Di Paciran, Lamongan, lebih dari 3 bulan terakhir nelayan kesulitan mendapatkan solar bersubsidi, menyebabkan aktivitas melaut menurun drastis di bawah 5 gross ton (GT). Kondisi ini memperlihatkan pentingnya kebijakan energi dan adaptasi iklim yang berpihak pada nelayan kecil.
Sebagai respon, pemerintah meluncurkan tiga paket kebijakan ekonomi pesisir: modernisasi kapal nelayan, revitalisasi tambak mangkuk Pantura, dan penguatan infrastruktur kampung nelayan. KNTI terus mendorong agar kebijakan ini benar-benar berdampak pada kesejahteraan nelayan kecil, termasuk melalui pelatihan, advokasi, dan pendampingan lapangan.
Selengkapnya baca di Buletin KNTI Cadik Nelayan (3 November 2025)



